Left Sidebar
Left Sidebar
Featured News
Right Sidebar
Right Sidebar

Foto : Salah satu excavator milik BWS Papua yang tenggelam saat melakukan pengerukan di muara sungai dekat Perumahan Gajah Mada Sentani/Istimewa

BWS Papua: Pengerukan Sedimen Muara Sungai Yahim Terkendala Alat

SENTANIsemuwaberita.com - Balai Wilayah Sungai (BWS) Provinsi Papua akan mengusulkan bantuan alat excavator amfibi ke Dirjen SDA Kementerian PUPR , untuk pekerjaan pengerukan di daerah medan lunak seperti rawa, lahan basah dan air dangkal.

Kepala BWS Papua, Nimbrot Rumaropen ST.MT mengaku, memang selama ini terkendala alat untuk melakukan pengerjaan pengerukan di medan yang lunak. Seperti pengerukan di danau Sentani maupun muara muara sungai yang terjadi pendangkalan

"Rencanannya kami akan usulkan lagi ke pusat (Dirjen SDA) untuk excavator amphibi untuk pembersihan danau dan pengerukan di muara sungai yang tidak bisa pakai excavator standar. Mudah mudahan tahun ini kami bisa normalisasi muara muara sungai yang ada di Sentani," kata Nimbrot kepada wartawan di sela sela kegiatan penanaman pohon dalam rangka memperingati Hari Air se-Dunia di Kampung Nendali, Kabupaten Jayapura, Senin (22/03/2020)

Ia mencontohkan, pengerukan yang dilakukan di muara sungai Yahim tidak berjalan maksimal karena terkendala alat excavator.

"Penyebab banjir di perumahan yahim gajah mada ternyata karena muaranya tersumbat, sudah banyak sedimen. Nah, kalau dapat alat yang bisa di daerah lunak, kami bisa kerjakan semua termasuk beberapa sungai di sekitar danau," ujarnya

"Ini malah satu alat kita tenggelam, karena memang gak bisa digunakan di daerah lunak," sambungnya

Dari pantauan semuwaberita.com, sampai saat ini air masih menggenangi jalan lorong sebagian rumah warga di BTN Gajah Mada. Air lambat surut karena penyumbatan di muara sungai  

Sementara itu, lanjut Nimbrot, salah satu yang menyebabkan air danau naik, karena terjadi penyumbatan di sungai Jaifuri, kampung Puay.

"Ternyata banyak kayu yang sumbat di dalam danau. Oleh karenanya kita kerjasama dengan Kelompok Peduli Sungai (KPS), karena untuk pembersihan hanya bisa dilakukan secara manual. Kalau ada excavator amfibi, kita bisa kerjakan," tutup Nimbrot. (Iriani)

 

 

Copyright © Semuwaberita.com | Redaksi | Disclaimer | Pedoman Media