JAYAPURA, semuwaberita.com — Wakil Juru Bicara Satgas Covid-19 Papua, dr. Aaron Rumainum, pada Jumat (27/03/2020) malam membagikan sebuah video di WAG (whatsapp grup) wartawan khusus Covid-19 Papua, tentang pertemuan dirinya dengan keluarga pasien 01 positif Covid-19 Papua, di Kepi Kabupaten Mappi.
Dalam video berdurasi 1 menit 34 detik tersebut, tampak dokter Aaron begitu sangat dekat berbicara dengan keluarga pasien 01. Dimana terlihat ada dua orang dewasa, satu pria paruh baya dan seorang ibu yang diketahui merupakan istri pasien 01, bersama dua anaknya seorang laki laki dan perempuan
Dokter Aaron Rumainum terlihat sangat santai berbincang dengan mereka, seolah tanpa beban apalagi perasaan khawatir akan tertular mengingat dirinya tidak menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) sebagaimana yang diwajibkan dalam penanganan covid-19.
“Kepada teman-teman medis di mana saja berada. Saya sedang bersama-sama dengan istri, anak dan keluarga pasien positif pertama di Papua yang sekarang dirawat di RSUD Merauke. Saya sekarang berada di Kepi, Ibukota Kabupaten Mappi. Mereka sekarang dalam keadaan sehat-sehat saja. Tadi sudah dilakukan proses pengambilan sampel untuk diperiksa. Tetapi faktanya mereka sehat-sehat saja dan kita bersyukur kepada Tuhan,” ungkap dokter Aaron dalam video tersebut
Penyakit ini (covid-19) tidak boleh dianggap remeh, tetapi juga tidak boleh takut yang berlebihan. Sekarang mereka tidak ada batuk, tidak ada pilek, nyeri tenggorokan maupun demam. Tetapi kami akan memberikan obat kepada mereka
Faktanya sekarang bahwa mereka tidak ada gejala sakit apapun dan mereka juga tidak stress. Bukan begitu bapa, ibu anak-anak? Ucap dokter Aaron kepada keluarga pasien 01.
“Oke tetap kuat, maju bersama melawan Corona dengan cara menjaga jarak, menghindari kerumunan, tetap di rumah dan selalu mencuci tangan pakai sabun,” pesan dokter Aaron dalam video itu.
Dikucilkan Warga
Saat dikonfirmasi wartawan Jumat malam lewat sambungan telepon, dokter Aaron mengaku sengaja meminta dibuatkan video tersebut, dengan sebelumnya meminta ijin kepada keluarga pasien 01 dan ternyata disetujui.
Dibalik telepon dokter Aaron mengaku prihatin dan sedih melihat keluarga pasien 01 yang dikucilkan oleh warga
“ Sejak suami ibu ini dirawat sebagai PDP di RSUD Merauke 16 Maret 2020 dan dinyatakan positif Covid pada 22 Maret 2020, secara psikis mereka tentu tersiksa. Media sosial menghakimi mereka. Mereka jalani karantina rumah. Bahkan makanan untuk mereka ditaruh di depan pintu. Petugas kesehatan hanya memantau mereka via telepon, tak berani bertemu,” ujarnya
Aaron mengisahkan, saat mereka masuk ke rumah keluarga pasien itu, dua anggota Satgas Covid-19 Papua yang berasal dari Labkesda Papua lengkap mengenakan pakaian astronot sebagai Alat Pelindung Diri. Sedangkan dia bersama salah seorang anggota satgas lainnya hanya menggunakan masker. Beberapa petugas kesehatan di Mappi yang ikut ke rumah pasien, malah tak berani masuk rumah. Aaron memaklumi ketakutan mereka akan bahaya penyebaran virus ini.
“Tetapi setelah kami masuk dan saya lihat mereka sehat, ya saya lepas masker dan cerita seperti biasa dengan mereka. Saya bukan meremehkan virus ini, tetapi tujuan saya adalah memberi penguatan kepada mereka agar mereka tidak merasa dikucilkan. Mereka ini punya toko besar di Kepi. Kami mendengar, di media sosial, di facebook, mereka dibully, dikucilkan. Dan awalnya, karena dibully, istrinya mengaku sempat sesak nafas,” beber Aaron
Dirinya juga mengaku melalui unggahan videonya, dia tidak ingin sikap sok jago atau sembrono menghadapi ancaman potensi penularan dari keluarga pasien yang berstatus ODP itu.
“Tujuan lain, saya ingin menguatkan para petugas medis, kalau saya yang lepas masker saja berani, kalian yang pakai baju astronot harusnya lebih berani untuk berkomunikasi dengan pasien. Untuk apa? Untuk membangkitkan semangat dan harapan hidup bagi mereka secara pelan-pelan,” tegasnya.
Dokter Aaron menjelaskan, sebenarnya ada tujuh orang anggota keluarga pasien 01 Covid Papua. Hanya saja, tiga orang lain tak tampak dalam video singkat yang diambil. Sudah sepekan lebih, mereka menjalani karantina mandiri di rumah karena menyandang status Orang Dalam Pemantauan (ODP) sesuai protokoler penanganan wabah mematikan ini.
Pada 24 Maret 2020, Satgas Penanganan Covid-19 Papua di bawah pimpinan Dokter Aaron bersama 3 anggota satgas lainnya turun ke Kepi. Mereka mengambil sampel untuk diperiksa, manager training, sekaligus melakukan penguatan kepada kepada para petugas medis di RSUD Mappi.
“Ada 21 ODP, 7 orang adalah keluarga pasien, 2 dokter dan 10 perawat yang sempat merawat pasien ini di RSUD Mappi, dan 2 penumpang yang satu pesawat dengan pasien. Pasien ini tanggal 4 Maret tiba di Kepi, tanggal 5 sakit dan masuk RSUD Mappi, tanggal 9 berangkat ke Merauke, lalu tanggal 16 Maret masuk RSUD Merauke,” paparnya.
Lalu pada 25 Maret 2020, dia bersama Tim Satgas Covid Papua mengambil sampel dan swab dari 21 ODP ini. Sampel ketujuh ODP keluarga pasien dilakukan di rumah. Sedangkan untuk para dokter, perawat dan penumpang pesawat, dilakukan di ruang isolasi RSUD Mappi.
Hasil Lab Negatif
Lanjut 26 Maret 2020, kabar gembira datang. Berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan Litbangkes Papua di Jayapura menggunakan PCR (Polymerase Chain Reaction), ke-21 ODP yang merupakan jejak pasien 01 Covid-19 Papua ini, dinyatakan negatif.
“Oleh karena itu, saya minta, setelah mereka sudah terima hasil negatif, masyarakat tidak perlu kucilkan dan bully keluarga pasien ini lagi. Saya perlu tekankan bahwa dalam kasus Corona, penguatan itu penting, psikoterapi itu penting. Karena itu demi menjaga daya tahan tubuh pasien. Anjuran pemerintah sesuai protokel kesehatan tetap kita jalankan,” serunya
“Tetapi kita tidak boleh takut yang berlebihan. Kita juga jangan menghakimi orang yang positif corona dan keluarganya. Karantina rumah tetap dipatuhi tapi jangan kucilkan atau bully mereka,” pintanya
Seperti diketahui pada 22 Maret 2020 lalu, masyarakat Papua sempat dibuat shock dengan kabar seorang Pasien Dalam Pengawasan (PDP) yang dirawat sejak 16 Maret 2020 di RSUD Merauke dinyatakan positif terinfeksi virus Corona atau Covid-19. Pasien pertama ini diumumkan setelah pihak rumah sakit menerima hasil pemeriksaan sampel yang dikirim beberapa hari sebelumnya ke Balitbangkes RI di Jakarta.
Sejumlah media memberitakan, pasien 01 Covid-19 Papua ini adalah seorang warga Kabupaten Mappi. Sebelum sakit dan dinyatakan positif terinfeksi Corona, ia baru saja pulang dari Sentul, Bogor menghadiri Seminar Bisnis Syariah (Tanpa Riba), 25-28 Februari 2020. Sebelumnya, sejumlah peserta seminar yang sama yang berasal dari DIY, Solo dan Kalimantan Timur ini sudah dinyatakan positif. Bahkan, 2 pasien di Solo sudah meninggal.
Sementara itu, kondisi pasien 01 Covid Papua yang saat ini masih dirawat di RSUD Merauke kini dikabarkan berangsur membaik. (Iriani)