Left Sidebar
Left Sidebar
Featured News
Right Sidebar
Right Sidebar

Foto : Istri Gubernur Papua, Yulce Enembe didampingi OC Kaligis yang kini bergabung bersama Tim Hukum dan Advokasi Gubernur Papua (THAGP) saat memberikan keterangan pers/Istimewa

Yulce Enembe: Kondisi Bapak Sudah Masuk Gagal Ginjal Kronis Stadium 5

JAKARTA,semuwaberita.com– Yulce Enembe, istri Gubernur Papua, Lukas Enembe meminta Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bertanggungjawab atas semakin menurunnya kondisi kesehatan suaminya.

Ini disampaikan Yulce Enembe kepada wartawan usai menemui suaminya yang sedang dirawat di ruang perawatan Paviliun Kartika 2 RSPAD, Jakarta, pada Jumat (20/01/2023) siang.

Yulce menjelaskan dari hasil keterangan dokter RSPAD, diketahui bahwa kondisi kesehatan suaminya yang kini menjadi tahanan KPK, sudah masuk kondisi gagal ginjal kronis stadium 5, dari sebelumnya stadium 4.

Kedatangan ibu Gubernur Papua ke RSPAD didampingi Elius Enumbi yang merupakan adik dari Lukas Enembe bersama sejumlah kerabat dan tim  Hukum & Advokasi Gubernur Papua (TAHGP) antara lain pengacara OC Kaligis, S Roy Rening, Petrus Bala Pattyona, Petrus Jaru, Cosmas Refra, Antonius Eko Nugroho, dan Michael Himan, serta Cyprus A Tatali, Caesario David Kaligis, dan Alissa Chinny M Kaligis.

Menurut Yulce, akibat menurunnya kondisi kesehatan suaminya Enembe, maka yang paling bertanggungjawab adalah KPK. 

"Karena yang membawa bapak Lukas Enembe dari Jayapura, Papua, hingga ke Jakarta, pada 10 Januari 2023, hingga saat ini dirawat inap di RSPAD pada Jumat (20/1/2023), adalah KPK. Jadi KPK harus bertanggungjawab," tegasnya.

Ditambahkannya, saat bertemu dengan dokter, selaku istri dari Lukas Enembe, ia diminta untuk menandatangani persetujuan tindakan medis, namun ditolaknya. 

“Kami tidak bisa tandatangan, sudah kita kasih tahu dari awal kalau Bapak Lukas Enembe itu sakit, Ketua KPK sendiri sudah bilang Bapak Lukas Enembe, 

sedang sakit. Kalau memang niat baik dari awal, seharusnya keluarga diikutsertakan dari awal untuk ikut kontrol kondisi Bapak Lukas Enembe, sejak dibawa ke Jakarta. Atau dari awal libatkan dokter pribadi, untuk mengawasi dan memantau kondisi Bapak Lukas Enembe, baru kami mau tandatangan. Kita sudah lost selama beberapa hari dari sejak Bapak Lukas Enembe dibawa, jadi kami tolak tandatangan,” tegasnya.

Yulce juga membeberkan, bahwa ia bersama tim kuasa hukum tidak bisa menemui langsung Gubernur Papua Lukas Enembe dalam ruangan perawatan. Hanya bisa melihat dari balik kaca yang membatasi antara ruangan pengobatan, dengan ruang luar Paviliun. 

Kuasa hukum, Petrus Bala Pattyona mengungkapkan suasana haru terlihat jelas dalam momen pertemuan antara ibu Yulice Wenda dengan bapak Lukas Enembe. 

"Ibu Yulce dan keluarganya hanyya bisa menangis dan berdoa dibalik kaca, karena tidak bisa bertemu langsung dengan bapak Lukas Enembe," ungkapnya.

Bahkan di sela pertemuan tersebut, ibu Yulice bertanya, dengan suara keras, apakah bapak Lukas Enembe mengharapkan dirinya menandatangani surat persetujuan tindakan medis terhadap. 

“Bapak hanya memberi kode lewat tangannya ‘tidak usah’,” ujar Yulice. 

Setelah bertemu Bapak Lukas Enembe, Ibu Yulice Wenda lalu bertemu dan menceritakan semua hasil pertemuan antara dirinya dengan THAGP. 

Mendengar kronologis yang disampaikan Ibu Yulice Wenda, OC Kaligis mengatakan, ini masalah kehidupan. 

“Yang punya hak asasi itu Ibu (Yulice Wenda) bukan KPK atau tim dokter. Ini masalah kehidupan. Saya menyesalkan KPK sudah melanggar hak asasi manusia. Tolong catat itu!” tegas OC Kaligis. 

Sebelum bertemu, dengan bapak Lukas Enembe, ibu Yulice Enembe dan tim hukum sempat adu debat dengan penyidik KPK. Karena dari informasi awal, tim hukum akan dipertemukan dengan dokter sedangkan saat ingin bertemu dengan dokter RSPAD, petugas KPK yang bernama Aris, tidak segera mempertemukan pihak keluarga dan tim hukum, tapi malah menyuruh menunggu di kursi taman.(Irn)

Copyright © Semuwaberita.com | Redaksi | Disclaimer | Pedoman Media