Jayapura, semuwaberita.com - Ancaman Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) Egianus Kogoya untuk menembak mati pilot Susi Air, Kapten Philips Mark Mechrtens hingga batas waktu 1 Juli 2023, akhirnya tidak terbukti.
Sebelumnya, kelompok Egianus Kogoya mengeluarkan ancaman yang beredar luas di media sosial akan menembak mati pilot asal Selandia Baru tersebut, jika permintaannya untuk merdeka, memisahkan diri dari NKRI tidak dipenuhi oleh pemerintah Indonesia.
Kapolda Papua, Irjen Pol Mathius D Fachiri menegaskan, upaya negosiasi masih terus dilakukan untuk pembebasan Kapten Philips yang disandera kelompok Egianus Kogoya sejak awal Februari lalu.
Ia berharap peringatan Hut Bhayangkara ke-77 pada 1 Juli, menjadi momen yang baik untuk pembebasan pilot Susi Air.
"Kita berharap ini (peringatan Hut Bhayangkara,red) bisa menjadi momentum baik untuk pembebasan pilot Susi Air. Mudah mudahan semuanya bisa terjawab, kita bisa lakukan negosiasi dengan baik, penuh itikad baik, dan kelompok Egianus Kogoya bisa menyerahkan pilot, sehingga Papua bisa kita wujudkan menjadi tanah damai," harap Kapolda di momen perayaan Hut Bhayangkara ke-77 yang berlangsung di Mapolda Papua, Koya Koso, Kota Jayapura, Sabtu (01/06/2023) siang.
Kapolda mengungkapkan, upaya negosiasi terus dilakukan. Dimana pihak pemerintah daerah Nduga bersama tokoh adat dan tokoh masyarakat setempat, telah mengutus perwakilan untuk bernegosiasi dengan keluarga Egianus Kogoya.
Dalam negosiasi itu, kelompok Egianus Kogoya ditawari uang tebusan untuk pilot. Karena permintaan untuk merdeka, tidak bisa dipenuhi.
Kapolda meyakini upaya negosiasi ini akan membuahkan hasil yang baik. "Saya meyakini itu. Saya lihat semua unsur sudah bekerja. Tokoh masyarakat, keluarga besar Egianus, dan tokoh agama juga sudah turut membantu. Kami berharap mudah-mudahan ada ruang-ruang yang baik untuk dipakai, semoga di bulan Juli ini, dimana pilot bisa kembali ke keluarganya," harapnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, pilot Kapten Philips disandera KKB sejak 7 Februari 2023 lalu. Setelah sebelumnya pesawat pilatus PK-BVY yang diawakinya, dibakar usai menurunkan penumpang dan barang di lapangan terbang Distrik Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan.(Irn)