Left Sidebar
Left Sidebar
Featured News
Right Sidebar
Right Sidebar

Foto : Kegiatan Rakor Pencegahan, Pengendalian dan Penanganan kejadian African Swine Fever (ASF) di hotel Suni Lake Sentani, Jumat (20/12/2024)/Iriani

Rakor Pencegahan Penanganan Virus Babi di Papua, Pj Gubernur Tekankan Soal Data Valid

Jayapura, semuwaberita.com - Penjabat Gubernur Papua, Ramses Limbong menghadiri Rapat Koordinasi Pencegahan, Pengendalian dan Penanganan kejadian African Swine Fever (ASF) atau virus babi yang menyerang ternak babi di pulau Papua.

Kegiatan rakor yang berlangsung di Sunny Garden Lake Hotel Sentani, Jumat (20/12/2024) ini, diselenggarakan oleh Balai Karantina Hewan dan Tumbuhan Papua dan dihadiri oleh para Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Papua dan Kabupaten/Kota se-Tanah Papua, pimpinan TNI/Polri, instansi dan stake holder terkait.

Rakor dibuka secara resmi oleh Kepala Badan Karantina Indonesia, Dr. Sahat Panggabean.

Pj Gubernur dalam kesempatannya mengapresiasi kegiatan rakor. "Kegiatan ini untuk memperkuat kerjasama dan sinergitas antara pemerintah pusat, pemerintah daerah dan seluruh pemangku kepentingan termasuk peternak, masyarakat serta pelaku usaha yang bergerak di sektor peternakan babi," kata Ramses.

Ia juga menekankan kepada instansi terkait dalam hal ini Dinas Peternakan agar menyiapkan data yang valid untuk menjadi dasar penanganan selanjutnya.

"Khususnya untuk dinas peternakan apabila dibentuk Satgas maka seharusnya mencegah dan mengedukasi kepada peternak bagaimana memelihara ternaknya masing masing. Hal ini perlu di data oleh masing masing bagian untuk mengetahui seberapa banyak virus itu sudah menyebar di Pulau Papua dan segera melakukan pencegahan," tekannya.

Pendataan itu penting baik ciri cirinya atau bentuk dari virus tersebut. "Saya yakin tidak sulit untuk melakukan hal tersebut," imbuhnya.

Bahwa dampak dari ASF bukan hanya pada sektor kesehatan hewan itu sendiri, tetapi juga pada ekonomi masyarakat, ketahanan pangan, kesejahteraan peternak bahkan stabilitas keamanan.

"Banyak masyarakat Papua yang menggantungkan hidup di sektor ini, baik secara langsung sebagai peternak maupun yang terlibat dalam rantai pasokannya," katanya.

Pj Gubernur berharap melalui rakor ini, dapat disusun langkah strategis, dilaksanakan secara efektif untuk mencegah penyebaran virus asal Afrika ini.

"Sinergi yang baik akan sangat menentukan keberhasilan kita dalam menangani ASF ini,"ucapnya.

Deputi Bidang Karantina Hewan oleh drh. Sriyanto, M.Si., Ph.D. dalam laporannya menyebut Virus babi ini telah menyebar lebih dari 50 negara dan berawal di Afrika.

Penyakit ini disebabkan oleh virus dan sangat menular dan mematikan serta menyebabkan kematian hingga 100% pada ternak babi.

Pada tahun 2021 Pulau Papua pertama kali tertular ASF di Kabupaten Manokwari Provinsi Papua Barat dan hingga saat ini AFS masih menular di Papua dan terakhir dilaporkan di Nabire Provinsi Papua Tengah

"Kasus ini menjadi perhatian khusus bapak presiden Prabowo Subianto, kematian babi karena virus AFS dapat mencapai 100% terutama kematian massal," ujarnya.

Dengan tingkat konsumsi daging babi tinggi terutama karena faktor adat sosial budaya dan sebagainya banyak peternak yang kehilangan mata pencahariannya. Virus ini tidak menular ke manusia.

Langkah-langkah yang cepat tepat dan terarah tidak hanya sebatas pada pemusnahan ternak yang terinfeksi, tetapi juga pada pencegahan dan pengendalian yang melibatkan berbagai pihak untuk melakukan peningkatan pengawasan lalu lintas media pembawa ASF.

"Dukungan semua pihak baik TNI Polri mengantisipasi terjadinya lalu lintas ilegal dari dan keluar papua. Selain itu dukungan dari seluruh pihak juga dibutuhkan untuk mengantisipasi jika terjadi wabah bencana, oleh karena itu dukungan dari Badan Nasional penanggulangan bencana (BNPB) melalui BNPB daerah di masing-masing provinsi sangat kita butuhkan," jelasnya.

Kepala Badan Karantina Indonesia, Dr. Sahat M. Panggabean menegaskan, virus ini tidak menular ke manusia dan hanya menyebar ke sesama ternak babi.

"Memang belum ada vaksin untuk virus ini. Pencegahan awal hanya menggunakan desinfektan," katanya.(irn)

Copyright © Semuwaberita.com | Redaksi | Disclaimer | Pedoman Media