Left Sidebar
Left Sidebar
Featured News
Right Sidebar
Right Sidebar

Foto : Bupati Jayapura Mathius Awoitauw, didampingi Ondofolo Kampung Sereh Yanto Eluay dan Pdt. Albert Yoku saat pertemuan/Irfan

Bupati Jayapura Gelar Pertemuan Stake Holder Bahas Pelestarian Cagar Alam Cyclop

SENTANI, semuwaberita.com – Pemerintah Kabupaten Jayapura bersama tokoh adat dan pimpinan paguyuban menggelar pertemuan menyikapi  ancaman kelestarian kawasan Cagar Alam Cycloop (CAC) akibat perambahan hutan dan juga pembukaan lahan pertanian.

Pertemuan yang membahas perlindungan dan penyelamatan terhadap kawasan Cagar Alam Cycloop (CAC) berlangsung di Pendopo Igwa-Igwa Ondikeleuw Haleufoiteuw Hele Wabhouw, Kampung Sereh, Distrik Sentani, Kabupaten Jayapura, Rabu (22/7/2020)

Bupati Jayapura Mathius Awoitauw mangatakan, ancaman kelestarian kawasan Cagar Alam Cycloop (CAC) merupakan persoalan yang sangat serius, sehingga diperlukan pembahasan bersama tokoh adat dan tokoh masyarakat dalam hal ini para pimpinan paguyuban nusantara Provinsi Papua yang ada di Kabupaten/Kota Jayapura

“Melindungi kawasan Cagar Alam Cycloop (CAC) merupakan kewajiban bersama, karena dampak serta manfaatnya sangat terasa bagi setiap orang yang ada di sekitar Gunung Cycloop ini, salah satunya adalah air bersih yang saat ini kami sedang nikmati” ujar Bupati yang dalam kesempatan itu didampingi Ondofolo Kampung Sereh Yanto Eluay dan dihadiri Kapolres Jayapura AKBP Victor Dean Mackbon, Anggota MRP Dorlince Mehue, Anggota DPR Papua H. Darwis Massie, Ketua Dewan Adat Suku Sentani (DASS) Demas Tokoro dan pimpinan paguyuban serta perwakilan TNI Polri

Lanjut, kata Mathius, jika kawasan cagar alam ini di tata dan di lindungi secara baik, maka tentunya keakraban manusia dan alam itu bisa dapat terwujud. Tetapi, kalau cagar alam ini tidak di lindungi dengan baik, maka tentunya tidak akan ada persahabatan yang baik antara manusia dan alam.

“Salah satu contohnya saat musibah banjir bandang yang menimpa kita pada bulan Maret 2019 lalu. Oleh sebab itu, maka pertemuan hari ini bisa berlangsung,” ungkap Mathius Awoitauw

Untuk itu, dirinya meminta, jangan lagi ada penebangan pohon yang terjadi di areal Gunung Cycloop. Karena, menurut Mathius akibat dari penebangan itu, maka alam tidak bersahabat lagi dengan manusia. Sehingga alam marah, maka terjadilah musibah banjir bandang pada 16 Maret 2019.

Sinergitas

Sementara itu, Ondofolo Kampung Sereh, Yanto Eluay mengatakan inti dari pada pertemuan kali ini adalah sinergitas antara pihak pemerintah, adat dan paguyuban dalam menyelesaikan persoalan yang terjadi di Papua terlebih khususnya di Kabupaten Jayapura.

“Untuk itu, pertemuan kami kali ini membahas persoalan yang saat ini perlu disikapi dengan baik. Yakni, perlindungan dan penyelamatan terhadap kawasan Cagar Alam Cycloop dari tangan-tangan yang jahat, yaitu penebangan liar yang hingga saat ini masih terjadi,” sebut Yanto Eluay.

Dikatakannya, perlu ada perlindungan khusus bagi Cagar Alam Cycloop. Karena jika tidak maka bajir yang terjadi pada 16 Maret tahun lalu itu bisa terulang kembai. Sehingga, menurut Yanto keterlibatan semua pihak, ini merupakan kekuatan yang kuat untuk mengatasi persoalan Cagar Alam Cycloop ini.

“Jadi saya pikir hal ini sudah menjadi tanggung jawab kita bersama. Karena jika kita mampu menyelesaikan masalah ini, maka secara tidak langsung kami telah melindungi masyarakat yang ada di Kabupaten/Kota Jayapura untuk terhindar dari adanya bencana alam,” tutupnya. (Irfan)

Copyright © Semuwaberita.com | Redaksi | Disclaimer | Pedoman Media