Left Sidebar
Left Sidebar
Featured News
Right Sidebar
Right Sidebar

Foto : Bupati Jayapura, Mathius Awoitauw resmikan sanggar batik Asei di Telaga Ria Sentani, Kabupaten Jayapura, Rabu (4/3)/Irfan

Bupati Jayapura Resmikan Sanggar Batik Asei Telaga Ria

SENTANI, semuwaberita.com - Bupati Jayapura Mathius Awoitauw, SE, M.Si, meresmikan Sanggar Batik Asei Telaga Ria, di Jalan Raya Waena-Sentani, Telaga Ria, Distrik Sentani Timur, Kabupaten Jayapura, Rabu (4/3/2020) pagi.

Selain meresmikan sanggar batik, Bupati Mathius juga menyerahkan secara simbolis  11 unit kios souvenir, 4 unit kios kuliner dan rumah produksi herbal Asema Group kepada kelompok usaha yang ada di Kabupaten Jayapura.

Bupati Jayapura berharap dengan langkah ini, bisa menjadi momentum untuk kebangkitan UKM dan bisa membuat potensi Batik Papua asal Kabupaten Jayapura meningkat serta semakin dikenal. Pengrajin juga bisa terus berinovasi dalam hasil karyanya.

“Apalagi dengan adanya sanggar batik ini tentu bisa terus berinovasi. Ciptakan karya baru dari kearifan lokal yang ada. Saya berharap langkah ini benar-benar menjadi momentum untuk kebangkitan bagi masyarakat kita yang punya usaha-usaha kecil menengah ini bisa diangkat,” harapnya.

Menurut Mathius,  dengan berdirinya Sanggar Batik Asei Telaga Ria ini menjadi poin tambahan untuk kemajuan para pengrajin Batik di Kabupaten Jayapura. Sehingga langkah ini bisa menjadi momentum untuk memulainya pergerakan tersebut.

“Jadi yang kita kumpul hari ini, untuk mencanangkan produk-produk yang dihasilkan oleh masyarakat kita yang selama ini sering kita munculkan di pameran-pameran itu harus mulai terlihat mulai sekarang. Jangan muncul saat ada pameran saja, terus hilang lagi. Tapi mulai sekarang, kita yang ada kumpul disini dan harus betul-betul terlihat,” kata Mathius Awoitauw

Kerajinan Bahan Lokal

Mathius menyebutkan,  lapak-lapak jualan hasil karya kerajinan tangan yang dibuat nantinya itu harus terbuat dari bahan lokal.

“Mungkin dia punya tempat itu bisa spontanitas saja dari masyarakat, tidak harus menunggu bantuan seperti ini. Jadi kita bisa buat dengan bahan-bahan lokal seperti dari daun sagu, tapi penataannya harus lebih bagus lagi. Supaya dia kelihatan ada nilai seni yang ditampilkan, karena kita bicara mengenai kebangkitan adat, maka harus kelihatan corak seni lokalnya,” terangnya.

“Kalau penampilan dalam iven PON XX di Kabupaten Jayapura ini, karena serukan hal itu terus, juga visi misi daerah seperti itu. Oleh karena itu, ciri ini juga harus ditambahkan dalam lapak-lapak maupun di aksesoris -aksesoris yang akan kita lakukan,” sambungnya.

Mathius menambahkan,  agar gaung PON XX lebih terlihat ke permukaan dan lebih semarak lagi, maka harus ada tempat-tempat menandakan souvenir atau kerajinan tangan. Ia menceritakan soal gaung PON sempat dipertanyakan oleh pimpinan MPR dan DPR RI saat berkunjung ke Papua guna memastikan kesiapan tuan rumah PON XX tahun 2020.

“Waktu ada kunjungan beberapa pimpinan MPR-DPR RI, karena ada dua pimpinan DPR RI juga yang kenal baik dengan saya, mereka bisik saya seperti begini ‘Ini gaungnya (PON) tidak kelihatan, harus gaung PON kelihatan. Maka harus ada tempat-tempat yang menandakan kerajinan tangan. Dua pimpinan itu sempat bilang kalau perlu kasih tahu apa yang harus kami dukung. Tapi, harus kelihatan gaung PON XX dan bilang ke saya kalau hal ini harus dimantapkan,” seru Mathius.(Irfan)

Copyright © Semuwaberita.com | Redaksi | Disclaimer | Pedoman Media