Jayapura, Semuwaberita.com- Masyarakat adat Suku Hamadi Kota Jayapura memalang lapangan tenis PON XX yang akan diresmikan oleh Gubernur Papua Lukas Enembe pada, Jumat (23/10/2020).
Pemalangan ini dilakukan warga sebagai bentuk protes penolakan perubahan nama Lapangan Tenis Wonda Lambu yang diberikan Pemda Provinsi Papua. Sebab nama Wonda Lambu bukan nama kampung di Port Numbay. ‘’Nama itu kami tidak kenal, itu dari luar nama itu tidak menyatu dengan adat, ‘’kata Mahbi Hamadi pemilik hak ulayat Kawasan Kantor Wali Kota Jayapura di Entrop.
Ia mengatakan, pemberian nama seharusnya sesuai dengan kearifan lokal karena semua wilayah memiliki nama-nama adat. ‘’Lapangan tenis ini harus diberi nama Sian Soor karena berada di wilayah adat Sian Soor, selain nama itu kami tolak karena tidak mencerminkan kearifan lokal,’’jelasnya di Kantor Balai kota Jayapura, Kamis (22/10/2020).
Dijadwalkan Gubernur Papua akan meresmikan sejumlah venue PON XX di wilayah Papua yang ada di Kota dan Kabupaten Jayapura. Mahdi meminta peresmian lapangan Tenis PON XX dengan nama Wonda Lambu sebaiknya jangan dipaksakan, lebih baik ditunda karena masyarakat adat akan melarang penggunaan lapangan tersebut jika tidak diberikan nama sesuai dengan nama di wilayah adat Port Numbay.
Sementara itu Wali Kota Jayapura Benhur Tomi Mano juga menegaskan menolak nama Wonda Lambu untuk lapangan tenus PON XX karena bukan nama itu yang diusulkan Pemkot Jayapura ke Pemprov Propinsi untuk nama lapangan tenis.
‘’Nama yang kami usulkan ke Pemda Provinsi adalah Sian Soor sesuai dengan nama wilayah tempat dibangun lapangan tersebut,’’ jelas BTM.
Lanjut BTM, lapangan tenis tersebut merupakan asset dari Pemkot Jayapura yang kemudian direnovasi untuk dijadikan venue tenis PON XX.
‘’Lapangan tenis ini, aset pemerintah kota yang sudah dibeli dari masyarakat adat Hamadi. Sesuai kearifan lokal, namanya adalah Sian Soor,” tegas Walikota.
BTM mencontohkan pemberian nama jembatan di Teluk Youtefa dipilih Presiden RI Joko Widodo karena merupakan nama wilayah tempat jembatan dibangun. Sebab ada sekitar enam nama diusulkan ke Presiden tetapi Pak Presiden memilih nama Youtefa karena itu usulan sesuai dengan kearifan lokal.(Aman)