Jayapura,Semuwaberita.com - Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Papua, Adriana Helena Carolina mengatakan selama enam bulan terakhir,persentase penduduk miskin di Papua,mengalami peningkatan sebesar 0,16 persen poin yaitu dari 26,64 persen pada Maret 2020 menjadi 26,80 persen pada September 2020.
"Penduduk miskin di Papua, Meningkat 0,16 persen terjadi untuk daerah perkotaan mengalami peningkatan sebanyak 0,12 persen poin menjadi 4,59 persen serta perdesaan naik sebanyak 0,19 persen poin menjadi 35,69 persen," ungkapnya di Jayapura, Senin 15 Februari 2021.
Lanjutnya ada delapan faktor yang faktor yang terkait dengan tingkat kemiskinan selama periode Maret 2020 hingga September 2020
Delapan, faktor tersebut,pertama ekonomi Papua pada triwulan III 2020 mengalami kontraksi sebesar -2,61 persen (y-only), kedua adanya tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) pada Agustus 2020 sebesar 4,28 persen, naik jika dibandingkan dengan kondisi Agustus tahun sebelumnya.
Ketiga terjadi penurunan daya beli masyarakat, yang disebabkan oleh penurunan aktivitas ekonomi. Keempat realisasi Bantuan Sosial Tunai (BST) di Provinsi Papua baru 65,2 persen.
Kelima penyaluran program sembako baru mencapai 59,5 persen, sedangkan provinsi lain di Indonesia sudah mencapai lebih dari 85 persen. Keenam penduduk Papua dengan pengeluaran desil satu dan tiga mengalami kenaikan.
Ketujuh pada awal bulan September 2020, Kota Jayapura menerapkan New Normal, akan tetapi dalam waktu dua minggu selanjutnya kasus penduduk positif COVID-19 meningkat pesat. Secara mendadak langsung, ini berdampak pada ekonomi masyarakat di Kota Jayapura.
Kedelapan ,penyaluran Dana Desa Tahap III tahun 2020 mengalami keterlambatan, di mana masih 13,05 persen desa yang telah menerima Dana Desa. Ini mengakibatkan penyaluran BLT Dana Desa mengalami keterlambatan.
"Selain kedelapan faktor itu, tapi peran komoditi makanan terhadap Garis Kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan, baik perkotaan maupun perdesaan,"tutup Adriana.(Pratiwi)