SENTANI, semuwaberita.com - Pemerintah Pusat melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mengalokasikan anggaran Rp 56 miliar untuk merehabilitasi kawasan penyangga Cagar Alam Cycloop (CAC) mulai 2019 hingga 2022. Rehabilitasi dilakukan agar fungsi kawasan kembali seperti yang diharapkan.
“Kita memprogramkan penanaman 1,7 juta pohon untuk penghijauan di kawasan penyangga Cagar Alam Cycloop. Rehabilitasi kawasan penyangga Cagar Alam Cycloop itu kita mendapat alokasi dana dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan KLHK sekitar Rp 56 miliar,” kata Kepala Seksie (Kasie) Program BPDASHL Mamberamo, Ronnald Luhulima, usai penanaman pohon dalam rangka peringati Hari Bakti Rimbawan ke- 37 tahun 2020, di Kota Sentani, Kabupaten Jayapura, Senin (16/3/2020).
Ronald menjelaskan, dari total Rp56 Miliar, pada 2019 sudah digelontorkan sebesar Rp6 Miliar, dan tahun 2020 dianggarkan Rp26 Miliar. “Jadi sampai tahun keempat (2022) itu totalnya mencapai Rp56 Miliar,” terangnya
Ronnald Luhulima menambahkan, bahwa anggaran yang diturunkan bukan dalam bentuk uang cash, tetapi dalam bentuk pembibitan, biaya kerja, pemeliharaan dan sejumlah kegiatan lainya yang berhubungan dengan pemulihan kawasan penyangga Cagar Alam Cycloop (CAC). “Jadi masyarakat bekerja, kemudian dibayar oleh pihak ketiga,” jelasnya.
Rehabilitasi 1500 Hektar
Lanjut kata Ronnald, rehabilitasi kawasan penyangga Cagar Alam Cycloop itu seluas 1.500 hektar untuk tahun ini dengan rincian 1.010 hektar di Kabupaten Jayapura dan 490 hektar di Kota Jayapura. Ini juga bagian dari komitmen Pemerintah Pusat dalam rangka mitigasi bencana, dimana kawasan yang telah rusak akibat bencana alam itu akan dipulihkan kembali dengan ditanami pohon-pohon jenis lokal.
“Jenis pohon yang akan ditanam di kawasan penyangga dan Cagar Alam Cycloop itu terdiri dari 23 jenis pohon endemik khas Pegunungan Cycloop. Pohon-pohon tersebut disiapkan oleh masyarakat adat sendiri,” paparnya.
Butuh waktu selama empat tahun terkait pemulihan kawasan Cagar Alam Cycloop pascabencana banjir bandang itu. Program rehabilitasi itu sudah mulai dijalankan sejak tahun 2019 lalu, dimana saat itu dilakukan penyiapan pembibitan pohon oleh masyarakat adat.
Kemudian pada tahun 2020 ini juga akan ditanam oleh masyarakat adat dari Sentani sampai di Bhayangkara, APO, Klofkamp, Buper Waena, Doyo Baru, Kemiri, Kampung Sereh dan Kampung Harapan.
Penanaman ini akan dilakukan semuanya oleh masyarakat adat lokal dan tidak boleh dilakukan oleh masyarakat dari luar. Ini merupakan bagian dari pemberdayaan terhadap ekonomi masyarakat.
“Karena ini pihak ketiga, dilaksanakan oleh anak adat Sentani. Semuanya diberikan kepada Putra daerah asli Papua untuk merehabilitasi Cycloop ini,” ungkap Ronnald
Pihaknya optimistis kegiatan pemulihan terhadap kawasan penyangga dan cagar alam Pegunungan Cycloop itu akan berhasil jika tidak ada aktivitas berlebihan yang dilakukan oleh masyarakat. Misalnya, aktivitas pembalakan liar dan melakukan aksi pembakaran terhadap kawasan penyangga dan cagar alam Cycloop itu.
“Kami optimis Cycloop ini akan berhasil hanya saja satu syaratnya, jangan dibakar dan jangan terbakar,” tuturnya.
Untuk itu, dirinya berharap kepada seluruh masyarakat yang ada di Kabupaten Jayapura dan sekitarnya agar dapat mendukung penuh program pemerintah. Salah satunya dengan tidak membakar atau merusak kawasan penyangga dan cagar alam pegunungan Cycloop. (Irfan)