Mimika,semuwaberita.com- Aparat keamanan TNI Polri terus memaksimalkan pencarian terhadap pilot Susi Air, Kapten Philip Mark Mehrtens yang dikabarkan disandera oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya.
Ini disampaikan Pangdam XVII/Cenderawasih Mayjen TNI Muhammad Saleh Mustafa yang turut mendampingi Pangkogabwilhan III, Letjen TNI I Nyoman Cantiasa saat bertemu Managing Director Maskapai Susi Air, Mr. Geoffrey Meyssonnier dan rombongan di salah satu hotel di Timika, Papua Tengah, Selasa (14/02). Dalam pertemuan tersebut membahas terkait pencarian Kapten Philip.
"Aparat keamanan TNI Polri akan berupaya semaksimal mungkin untuk melakukan pencarian terhadap Pilot baik melalui udara maupun jalur darat serta upaya pendekatan terhadap kelompok Egianus," tegasnya.
Selain itu, ungkap Pangdam, pihak TNI Polri juga akan mendorong pemerintah daerah Nduga bersama para tokoh untuk bisa membangun komunikasi dengan kelompok Egianus ini, agar bisa membebaskan pilot yang masih berada ditangan mereka.
Berkaitan dengan upaya pencarian tersebut, Chief of Operation Susi Air, Melinasary yang turut mendampingi Mr. Geoffrey Meyssonnier dalam pertemuan menegaskan, bahwa pihaknya akan memberi dukungan penuh kepada TNI Polri bersama pemerintah daerah dalam upaya pencarian.
"Kami sudah mendukung dengan memberikan penerbangan untuk proses pencarian, bantuan logistik berupa makanan dalam pencarian pilot kami," ungkap Melinasary.
Ia berharap, Kapten Philip dapat segera kembali ke keluarganya dengan selamat.
"Kami berharap sekali bantuan seluruh masyarakat Papua yang punya akses dan juga aparat TNI Polri untuk bisa berhasil menemukan pilot Susi Air dalam kondisi aman dan selamat," harapnya.
"Terlebih kami berharap pencarian, termasuk jika ada informasi dan negoisasi bisa diinformasikan serta berjalan lancar," harapnya lagi.
Tetap Layani Penerbangan
Melinasary menegaskan, meski pesawatnya dibakar dan pilotnya disandera oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB), Susi Air akan tetap melayani penerbangan masyarakat di pedalaman Papua.
"Kami dari pihak Susi Air sangat sedih dan sangat terpukul dari kejadian ini, mengingat apa yang sudah kami lakukan selama ini, semuanya all out untuk membangun Tanah Papua," ungkap Melinasary.
Ia membeberkan, sejak pertama Susi Air masuk Papua tahun 2006 dan melayani penerbangan perintis masyarakat di pedalaman Papua, merintis penerbangan, memberikan bantua sosial berupa obat-obatan bagi masyarakat.
"Kami membantu pemerintah dengan mengambil resiko agar penerbangan di Indonesia khususnya Papua untuk bisa lebih berkembang," akunya.
"Namun dengan kejadian, kami tidak akan berhenti terbang di wilayah Papua, dan kami tetap terbang di tempat lain, namun tolong kami diberi perlindungan," tegasnya.
Melinasary menambahkan, penerbangan ke Distrik Paro, Nduga memang sudah terjadwal rutin seminggu sekali.(Irn)