JAYAPURA, semuwaberita.com - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Papua dari daerah pemilihan (Dapil) I, Darwis Massie, angkat bicara soal pandemi Covid-19 (Coronavirus) yang melanda bumi cenderawasih.
Dirinya mengaku sangat mendukung rencana Pemerintah Provinsi (Pemprov) Papua soal penerapan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) yang telah diusulkan ke pemerintah pusat dalam hal ini Menteri Kesehatan RI.
"Pengajuan PSBB dipandang perlu mengingat kondisi Provinsi Papua, utamanya Kota Jayapura sebagai ibu kota provinsi, angka positif Covid-19 terus meningkat," ujar Darwis Massie, Minggu (10/5/2020) malam
Apalagi kata pria yang akrab disapa Darwis ini, usulan PSBB oleh Pemprov Papua melalui Wakil Gubernur Papua Klemen Tinal beberapa waktu lalu itu akan diajukan ke Menteri Kesehatan apabila masih ada peningkatan kasus positif Covid-19. Khususnya di wilayah Kota dan Kabupaten Jayapura serta Kabupaten Keerom. Dia berharap tidak ada ego dari kepala daerah yang daerahnya sudah selayaknya diterapkan PSBB. Sebaliknya harus saling bergandengan tangan bersama menghadapi covid-19
Legislator Partai PKS ini, bahkan meminta agar tak hanya Kota Jayapura yang diajukan sebagai wilayah PSBB. Namun juga dua daerah penyangga, yakni Kabupaten Jayapura dan Kabupaten Keerom.
“Saya mau usulkan untuk tiga wilayah penyebaran virus Covid-19, yakni Kota Jayapura, Kabupaten Jayapura dan Kabupaten Keerom agar segera menerapkan kebijakan PSBB. Mengingat kondisi penyebaran virus yang trennya meningkat hingga saat ini,” ujar Darwis dari Fraksi Keadilan Nurani DPR Papua ini.
Pembatasan Aktivitas Tidak Efektif
Penerapan pembatasan aktivitas hingga siang hari di Kabupaten Jayapura dan sore hari di Kota Jayapura, menurut Darwis tidak efektif. Sebab pagi hingga sore hari masyarakat nampak masih banyak yang tidak taat menggunakan masker dan sarana pengaman diri lainnya
“Tampak di pasar-pasar, juga di lingkungan warga, pusat niaga hingga pangkalan ojek, komunitas warga masih banyak didapati warga yang tidak pakai masker, apalagi di pasar tradisional," bebernya
Ia mengatakan, penerapan PSBB akan lebih memberikan tekanan dan penanganan lebih serius kepada warga untuk taat dan patuh terhadap protokoler kesehatan mengenai penyebaran Covid-19.
“Kalau tidak pandemi wabah ini akan terus berkepanjangan dan sulit untuk diatasi, jika tidak ada formulasi yang tepat. Hanya membuang energi dan biaya yang besar. Terus penerapan jam malam dan pembatasan waktu atau jam malam aktivitas itu menurut saya juga belum optimal, karena itu sifatnya hanya penanganan short time,” katanya.
“Pertanyaannya apakah pagi hingga siang itu virus istirahat (tidur). Oleh karenanya, wilayah kabupaten/kota yang sudah zona merah untuk itu tiba saatnya memberlakukan PSBB. Upaya-upaya yang sudah dilakukan dengan tahapannya sudah bagus,” sambungnya
Hal yang perlu menjadi perhatian pemerintah apabila PSBB diterapkan, katanya, negara juga harus siap secara berkelanjutan memperhatikan kebutuhan pangan warga yang berdampak selama penerapan PSBB.
Hingga Minggu (10/5/2020) malam tercatat ada 308 kasus positif Covid-19 di Provinsi Papua, dengan rincian 228 pasien dirawat, sembuh 73 orang dan 7 meninggal dunia.
Dari 308 kasus, untuk Kota Jayapura terdapat 67 kasus, Kabupaten Jayapura 44 kasus dan Keerom 16 kasus.(Irfan)