Jayapura, semuwaberita.com – Penanta Kependudukan dan Keluarga Berencana Ahli Madya Djonny Suwuh menyatakan, dilihat dari jumlah penduduk di Papua tingkat kematian ibu pasca melahirkan sangat tinggi untuk wilayah Papua.
Salah satu penyebabnya karena saat ini masih banyak perempuan belum siap untuk mengandung tetapi sudah hamil di usia dini.
Menurut Djonny, minimnya pengetahuan para pasangan muda menjadi sebab, khususnya ibu yang hendak melahirkan belum paham tentang program pendewasaan perkawaninan.
"Seharusnya perempuan yang siap melahirkan itu harus di atas 21 tahun, nyatanya sekarang banyak remaja-remaja sudah menikah dan melahirkan di bawah umur," tutur Djonny kepada wartawan di Jayapura, Jumat (29/3/2024).
Lebih rawannya, saat anak remaja tidak mendapat asupan giji yang baik, ini juga bisa memicu ketika melahirkan rawan kematian bahkan apabila melahirkan bayi yang dilahirkan rawan terkena stunting.
“Jadi anak-anak stunting itu dimulai dari ibunya dulu, ketika seorang ibu usia subur mengalami kekurangan gizi itu akan mengakibatkan melahirkan anak yang stunting,” ujarnya.
Menurut Djonny, ketika seorang perempuan sudah berumur 21 tahun, maka dari sisi kandungan sudah sempurna, tingkat kedewasaannya juga sudah bagus, bahkan mental untuk mempunyai anak sudah siap.
Lebih jauh ungkap Djonny, penurunan angka kematian ibu dan bayi serta terus menggenjot penurunan angka stunting, menjadi salah satu program prioritas BKKBN Papua.
Pihaknya terus melakukan langkah-langkah agar ibu dan bayi bisa selamat pasca melahirkan, dan melakukan pencegahan untuk melahirkan anak Stunting.(tns)