JAYAPURA, semuwaberita.com —Direktur RSUD Jayapura drg. Aloysius Giyai, M.Kes menyampaikan permohonan maaf atas insiden penolakan pasien kecelakaan yang kemudian menjadi sorotan warga di media sosial.
Kepada wartawan lewat sambungan telepon, Rabu (24/6/2020), Aloysius menegaskan pihaknya sama sekali tidak menolak pasien kecelakaan yang akhirnya meninggal dunia pada Selasa (23/06/2020) kemarin.
Seperti diketahui, melalui media sosial, warga menyoroti lima rumah sakit, termasuk RSUD Jayapura yang menolak pasien bernama Hanafi Rettob yang mengalami kecelakaan tunggal di depan Bank Indonesia Jayapura.
Selain RSUD Jayapura, terdapat empat rumah sakit lain yang disebut menolak pasien yakni RS Provita Jayapura, RS Marthen Indey, dan RS Bhayangkara. Korban baru bisa diterima di RS Dian Harapan Waena, namun tak lama sesudah itu dinyatakan meninggal dunia.
“Saya sudah mendengar hal itu. Saya perlu jelaskan bahwa kami bukan menolak pasien, tapi kami minta dirujuk ke rumah sakit lain," ucap Aloysius.
Dengan alasan, karena ruangan Orthopedi yang biasa digunakan untuk pasien kecelakaan sedang ditutup sejak beberapa hari lalu.
"Ada perawatnya yang terpapar, semua petugasnya sedang kami isolasi semua. Jadi ruangan itu sedang kami sterilkan dengan disinfektan, baru kami buka,” kata Aloysius Giyai
Oleh karena itu, atas nama direksi dan semua petugas medis, Aloysius meminta maaf sebesar-besarnya kepada keluarga korban. Namun ia menegaskan, tidak ada unsur kesengajaan dari petugas medis dalam insiden ini.
“Jadi bukan ditolak tapi kami sarankan ke rumah sakit lain. Tetapi kemarin saya sudah kumpulkan semua unit layanan bahwa ke depan, apapun kondisinya, tidak boleh ada penolakan pasien. Harus ditangani dulu. Ini jadi evaluasi bagi kami, semoga ada perbaikan ke depan,” kata mantan Kepala Dinas Kesehatan Papua ini.
Aloysius tidak menampik bahwa dampak dari penanganan pasien Covid, membuat pelayanan bagi pasien lain agak kurang cepat. Apalagi para petugas medis sebagian ada yang sudah terpapar. Sementara tuntutan dari mereka harus menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) yang seragam.
Namun karena Covid ini adalah wabah, maka ia meminta seluruh petugas medis di seluruh unit layanan untuk tidak menolak pasien yang dalam kondisi emergency. Pelayanan harus dilakukan, kendati APD terbatas karena hal ini sudah menjadi sumpah profesi sebagai tenaga medis.
Aloysius menyebut, saat ini pihak RSUD Jayapura sudah merawat sekitar 200 lebih pasien Covid-19, dimana sebagian besar dititip di Hotel Sahid, Entrop karena ruangan di rumah sakit penuh.
“Sudah ada 214 pasien yang sembuh, dimana 187 dirawat di Hotel Sahid sedangkan yang dirawat di rumah sakit ada 27 yang sembuh. Saat ini kita sedang rawat 23 pasien Covid di rumah sakit, dimana 1 pasien kondisinya sedang sakit berat di ICU RSUD Jayapura,” ujar pria asal Paniai yang pernah memimpin RSUD Abepura ini.
Sementara itu berdasarkan informasi yang dipantau di sejumlah media sosial, Rabu (24/06/2020) pagi hingga siang hari keluarga dan OKP Kelompok Cipayung berdemonstrasi di depan DPRD Kota Jayapura dan Kantor Dinas Kesehatan Papua terkait insiden penolakan pasien tersebut.(Iriani)