Left Sidebar
Left Sidebar
Featured News
Right Sidebar
Right Sidebar

Foto : Anggota DPR Papua, Ir. H. Junaedi Rahim, IAI/Irfan

Anggota DPR Papua Sesalkan Pernyataan BTM Soal Rencana Penutupan Pasar Youtefa

JAYAPURAsemuwaberita.com - Anggota DPR Papua dari Partai Berkarya, Ir. H. Junaedi Rahim, IAI, menyesalkan pernyataan Wali Kota Jayapura DR. Benhur Tomi Mano, MM, yang menyebut jika para pedagang pasar youtefa tetap bertahan tak mau di relokasi ke lokasi yang baru, maka pasar tradisional tersebut akan ditutup.

Adapun lokasi pasar yang baru berada di belakang Kantor MRP Kotaraja

“Tentunya saya sesalkan pernyataan pak Wali Kota yang meminta segera pengosongan pasar atau pasar Youtefa ditutup jika pedagang tidak mau pindah ke lokasi yang baru. Tidak semestinya pak Walikota memberikan pernyataan semacam itu,” tukas  Junaedi, yang juga Ketua BPD KKSS Kota Jayapura saat diminta tanggapannya oleh wartawan, Minggu (23/2) kemarin

Menurut dia, pernyataan Wali Kota itu berlebihan. Seharusnya pemerintah kota duduk bersama para pedagang, guna mencari solusi penyelesaian

"Seharusnya itu dibicarakan dengan baik-baik dulu, dengan mengundang para pedagang. Apalagi mereka sudah lakukan demo, kalau sudah lakukan aksi demo maka harus disikapi. Apapun hasilnya kalau orang sudah bermusyawarah tentu ada itikad baik dari masing-masing pihak," kata Junaedi. 

"Ya, namanya manusia kalau sudah dipanggil, bercerita dan berkeluh kesah, pastinya ada jalan keluar. Kalau semuanya serba arogan, saya pikir nanti tidak menjadi baik dan malah bertambah rumit,” sambungnya.

Duduk Bersama

Menurut Junaedi, jika Wali Kota tidak sepakat dengan aksi demo dari ratusan pedagang Pasar Regional Youtefa Kotaraja yang menolak dilakukan pemindahan ke lokasi Pasar yang baru, sebaiknya dia mengundang para pendemo untuk mendengarkan aspirasi atau keinginan para pedagang dan lakukan secara bermusyawarah.

“Para pedagang pasar mendemo tentu ada persoalan. Dengarkan dulu apa yang menjadi keinginan mereka. Kalau menurut saya, wali kota disinilah orang yang harus paling bijak dari seluruhnya,” katanya.

Menurut dia, instansi terkait juga harus tegas menghadapi sikap para pedagang 

“Masyarakat pedagang maunya begini dan begitu, ya tentunya disini wali kota menjadi penengah bersama dewan. Harus turun mendengar keluh kesah, tidak boleh hanya mendengar sepihak dari pemerintah saja. Namun harus bisa mendengar keluh kesah dari para pedagang. Karena yang menjalankan dagangan itulah para pedagang di pasar itu. Apapun nanti keputusan dalam rapat itu pasti semuanya akan Legowo," tuturnya.

Pria yang juga pernah sebagai Anggota DPRD Kota Jayapura itu, meyakini Wali Kota bisa mengatasi permasalahan para pedagang di Pasar Youtefa tersebut. “Artinya, dengan hati yang tenang dan dengan pikiran yang jernih panggilan pedagang-pedagang itu melalui pengurus himpunan pedagangnya, untuk duduk bermusyawarah. Saya yakin pak wali bisa tangani, juga saya yakin semua bisa diatasi,” tuturnya

Persoalan Baru

Legislator Partai Berkarya DPR Papua itu mengaku tidak habis pikir dengan pernyataan yang dikeluarkan oleh Wali Kota Jayapura, mengingat ketika maju mencalonkan diri sebagai wali kota baik di periode pertama hingga periode kedua saat ini banyak meminta dukungan dari warga masyarakat pedagang Pasar Youtefa.

“Saya kira kalau di tutup itu akan banyak menjadi persoalan baru. Kalau (pasar) di tutup, maka pedagang akan berhamburan keluar berjualan di pinggir jalan. Apakah bisa dilarang dia berjualan di sembarang tempat, karena ada dua kepentingan pertama pedagangnya cari makan dan juga orang atau pembeli yang cari (beli) bahan makanan," beber Junaedi.

Nah, ketika tidak tersedia maka pedagang tentunya untuk memenuhi kebutuhannya akan berjualan dimana saja, jadi kacaulah kota ini. 

“Dengan hati dan pikiran yang jernih kita bisa laksanakan dengan baik, kasihan itu pedagang, kasihan juga itu pembeli. Jadi jangan dilihat dari sisi pedagangnya saja, oke kita tutup pasar maka pedagang tidak berjualan. Tapi, warga lain yang mau beli bahan makanan dimana lagi,” tuturnya. (Irfan)

Copyright © Semuwaberita.com | Redaksi | Disclaimer | Pedoman Media