SENTANI, Semuwaberita.com - Musyawarah Daerah (Musda) X Partai Golongan Karya Kabupaten Jayapura yang berlangsung di Pendopo Adat Sereh, Sabtu (12/9) sore diwarnai kericuhan. 

Kericuhan diduga terjadi karena adanya persoalan di internal Kosgoro (Kesatuan Organisasi Serbaguna Gotong Royong) 1957.

Pantauan di lokasi, suasana memanas adu mulut antar kader Golkar dari pengurus Kosgoro dengan pimpinan dan anggota sidang dalam pelaksanaan Musda X Golkar kabupaten Jayapura.

Namun, kericuhan itu tak sampai menimbulkan kekerasan. Musda pun sempat terhenti sekitar 45 menit.

Pengurus DPD I Partai Provinsi Papua yang hadir berusaha menenangkan kericuhan. Suasana pun akhirnya reda.

“Tolong semuanya tenang dan hormati persidangan. Hormati para pimpinan sidang yang di depan,” ujar Wakil Ketua Bidang Pemenangan Pemilu Daerah Pemilihan (Dapil) I DPD Partai Golkar Papua Jansen Monim.

Proses Musda pun akhirnya berlanjut hingga akhirnya memasuki rapat Komisariat Distrik (Komdis) untuk 19 Distrik se-Kabupaten Jayapura, pembacaan laporan pertanggungjawaban (LPJ) Pelaksana Tugas (Plt) Ketua DPD Partai Golkar Kabupaten Jayapura Yanto Eluay, dilanjutkan dengan prosesi pemilihan ketua dari peserta Musda yang punya hak pilih seperti Komdis-komdis dan organisasi sayap Partai Golkar Kabupaten Jayapura.

Seluruh Komdis dan partai sayap Golkar pun sepakat menerima pertanggungjawaban tersebut. Hingga akhirnya mayoritas Komdis dan partai sayap Golkar menerima laporan pertanggungjawaban tersebut.

“Memang di Kosgoro ini ada persoalan, tapi selama ini tidak pernah terungkap. Namun hari ini dalam pelaksanaan Musyawarah Daerah, Kosgoro harus terlibat sebagai peserta aktif. Karena Kosgoro adalah organisasi yang mendirikan partai Golkar,” ujar pimpinan sidang Nelvis K. Manobi.

Setelah berakhir kericuhan, akhirnya untuk Kosgoro kembali menjadi peserta resmi Musda. (Irf)