Left Sidebar
Left Sidebar
Featured News
Right Sidebar
Right Sidebar

Foto : Pesawat SAM Air yang ditarik dengan mobil derek saat melintas di jalanan Kota Sentani, Kabupaten Jayapura, Sabtu (26/03/2022) siang/foto:Istimewa

SAM Air Sumbangkan Satu Pesawatnya, Bantu Pendidikan Kedirgantaraan di Papua

Sentanisemuwaberita.com - Maskapai penerbangan perintis SAM Air (Semuwa Aviasi Mandiri) menyumbangkan satu pesawatnya berjenis Twin Otter DHC6 seri 300, yang tak lagi beroperasi karena faktor usia kepada SD Angkasa Lanud Silas Papare.

Proses pemindahan pesawat dari sebelumnya ditempatkan di Base Ops Lanud Silas Papare ditarik dengan mobil derek menuju ke halaman SD Angkasa di Kompleks Lanud SP. Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua, Sabtu (26/03/2022) siang.

Untuk diketahui, pesawat berbadan kecil dengan nomor registrasi PK - YPX (PK-SWH) ini adalah pesawat buatan Canada, Amerika Serikat pada 1979.

Terakhir terbang pada 30 Oktober 2018 lalu, dikarenakan usia Airframe atau rangka pesawat telah mencapai 66.000 FH (jam terbang) sesuai pembatasan manufacture/pabrik.

Pesawat Twin Otter seri 300 ini, sudah tidak lagi diproduksi dan diganti dengan seri 400.

Direktur Utama SAM Air, H.Wagus Hidayat kepada wartawan menyatakan, PK YPX dibeli oleh perusahaannya dari Trigana Air. Setelah beberapa tahun dioperasikan, jam terbangnya sudah habis.

"Sejak 2018 sudah tidak beroperasi, makanya kami mau menghibahkan pesawat ini untuk membantu pengembangan pendidikan kedirgantaraan di Papua," ujar Dayat. 

Ia mengaku, awalnya mau dihibahkan ke sekolah penerbangan yang berada dibawah naungan Lanud Silas Papare. 

"Namun kami melihat di SD Angkasa ini juga dibutuhkan. Sehingga kami memilih untuk menyerahkan ke SD Angkasa, dengan harapan keberadaan pesawat ini, bisa digunakan untuk kegiatan praktek. Bagaimana merangsang anak anak usia dini untuk mencintai dunia kedirgantaraan. Juga bisa jadi tontonan untuk masyarakat umum," katanya.

Dayat menjelaskan, untuk mengganti mesin pesawat agar bisa terbang kembali membutuhkan biaya cukup besar.

"Biaya untuk perbaikan pesawat berkisar 4.500.000 USD, belum termasuk mesin pesawat. Untuk harga mesin pesawat berkisar 350.000 USD. Sedangkan kalau kita beli pesawat yang sama harganya berkisar 6.000.000 USD," terang Dayat yang juga anggota DPRD Kabupaten Jayapura ini.

Ia menambahkan, pesawat ini sebenarnya masih memiliki nilai jual antara 2 hingga 3 miliar rupiah.

"Kemarin ada yang sempat tawar 2 miliar, tapi kami lebih memilih untuk menghibahkan saja ke Lanud Silas Papare," tukasnya.

Maskapai SAM Air saat ini memilki empat armada yakni dua jenis Twin Otter DHC 6/300 dan dua Caravan C208, yang melayani penerbangan perintis di wilayah Papua dan subsidi perintis di Ambon, Maluku. 

Sementara itu, proses penarikan pesawat yang melintasi jalan utama kota Sentani, menjadi tontonan warga. Mereka kaget melihat ada pesawat melintas di jalan raya. Bahkan banyak warga yang mengabadikan momen langka ini dan mempostingnya ke media sosial dan grup whatsaap.  

Sayangnya, ada video yang disebarkan justru dengan narasi yang tidak sesuai fakta dengan menyebut pesawat yang ditarik adalah pesawat yang habis tergelincir. (Irn)

 

 

 

Copyright © Semuwaberita.com | Redaksi | Disclaimer | Pedoman Media