Sentani, semuwaberita.com - Pasca kebakaran kantor KPU Kabupaten Jayapura pada Kamis (17/08/2023) lalu, sejumlah anggota dan staf KPU tampak mulai melakukan pembersihan puing-puing bangunan guna membangun kembali kantor KPU.
Ketua KPU Kabupaten Jayapura, Daniel Mebri kepada wartawan, Senin (21/08/2023) mengatakan, kebakaran yang terjadi telah menghanguskan seluruh bangunan termasuk barang barang yang ada didalamnya.
“Tidak ada barang yang bisa diselamatkan karena pada saat kejadian kantor dalam keadaan kosong. Kami belum bisa rincikan total kerugian materiil,"ujarnya.
Tak hanya menghanguskan seluruh barang dan perabotan yang ada di dalam kantor, sebut Daniel Mebri, berkas data Pemilihan Umum (Pemilu) mulai dari tahun 2009, 2014, 2019, termasuk sebagian berkas pemilu 2024 juga terbakar dan hanya menyisakan debu.
“Arsip-arsip data dari pemilu yang lalu, baik 2009, 2014, 2019 itu terbakar habis. Begitu juga sejumlah arsip untuk Pemilu 2024 yang hangus terbakar,” ungkapnya.
Daniel menambahkan, saat ini, seluruh staf KPU sementara berkantor di KPU Provinsi Papua sambil menunggu proses perbaikan.
Segera Dibangun
Ia berharap agar kantor sementara segera dibangun, sehingga menunjang persiapan KPU dalam melaksanakan tahapan Pemilihan Umum yang akan digelar pada Februari 2024.
“Kita juga sudah berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk membantu melakukan perbaikan kantor KPU agar kita bisa melaksanakan tahapan Pemilu yang akan berlangsung pada bulan Februari mendatang,” katanya.
Sementara itu, pasca kebakaran yang terjadi, tim Labfor Polda Papua sudah melakukan olah TKP untuk mengungkap penyebab kebakaran.
Dari hasil olah TKP, polisi menemukan sejumlah temuan penting yakni, kebakaran diduga berasal dari kantor MNC.
“ Dari pemeriksaan arah penjalaran api kebakaran dan tingkat kerusakan, ditemukan satu titik Lokasi Api Pertama Kebakaran (LAPK) di Kantor MNC. Dari sana diambil satu bungkus barang bukti berisi abu arang sisa kebakaran. Sampel ini nantinya akan diperiksa lebih detail dalam laboratorium kriminalistik di Bid Labfor Polda Papua,” kata Kabid Labfor Polda Papua, AKBP Dr. I Gede Suhartawan.
Menurutnya, penyebab timbulnya sumber api pertama masih menunggu hasil pemeriksaan lebih lanjut atas abu arang ini menggunakan metode Gas Chromatography Mass Spectrometer (GCMS) untuk menentukan ada tidaknya bahan bakar di lokasi api pertama kebakaran (LAPK).
“Langkah rencana tindak lanjut yang diambil adalah melanjutkan dengan pemeriksaan laboratorium terhadap barang bukti yang berhasil dikumpulkan dari TKP. Tindakan ini akan memberikan wawasan lebih jelas mengenai penyebab kebakaran serta membantu mengidentifikasi faktor-faktor yang mungkin berkontribusi pada terjadinya insiden ini,” pungkas Gede.(Irn)