Left Sidebar
Left Sidebar
Featured News
Right Sidebar
Right Sidebar

Foto : Dijelaskannya,  hal lain yang  menghambat tenaga honorer menjadi PNS, antara lain formasi  tenaga honor yang disiapkan pemerintah pusat kadang-kadang  tak sesuai dengan kebutuhan pemerintah daerah.

Tenaga Honorer Dihapus, Dikhawatirkan Picu Masalah di Papua

JAYAPURAsemuwaberita.com —Merujuk kesepakatan Kementerian Pendayagunaan Aparat Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemen PAN RB),  mulai tahun ini tak ada lagi perekrutan tenaga honorer. Bahkan,  Kemenpan RB tak mengalokasikan anggaran untuk perekrutan tenaga honorer baru.

Bupati Mamberamo Tengah (Mamteng) Ricky Ham Pagawak, SH, MSi, saat dikonfirmasi  di Jayapura, Kamis (6/2), mengatakan pihaknya tak sependapat dengan kebijakan pemerintah pusat yang menghapus tenaga honorer.

Pasalnya, menurut Pagawak,  penghapusan tenaga honorer dikhawatirkan memicu masalah, terutama  di sejumlah wilayah di  Provinsi  Papua.

“Kalau dorang mau hapus tenaga honorer itu bikin masalah.  Justru  sekitar 75 sampai 80 persen,   yang aktif dan melayani masyarakat adalah tenaga honorer di bidang pendidikan dan kesehatan,” tegas Bupati Pagawak.

Walaupun demikian, tuturnya,  bila tenaga  honor ditiadakan, maka pemerintah pusat  harus merekrut Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS)  sebanyak -banyaknya sesuai dengan kebutuhan daerah.

Dijelaskannya,  hal lain yang  menghambat tenaga honorer menjadi PNS, antara lain formasi  tenaga honor yang disiapkan pemerintah pusat kadang-kadang  tak sesuai dengan kebutuhan pemerintah daerah.

Misalnya, pemerintah daerah mengajukan jurusan- jurusan sesuai tenaga honorer yang ada. Tapi kadang-kadang  Menpan RB justru menerima jurusan lain.

“Pada saat pendaftaran dibuka saudara -saudara kita yang tadinya jurusannya lain tak bisa  ikut seleksi CPNS,  karena programnya tak ada. Dia bisa mendaftar, bila ada jurusan dan itu juga dibatasi  pemerintah pusat,” ujar dia.

Dikatakannya, aturan ini  berbeda dengan aturan sebelumnya. Dimana kebijakan dan  kewenangan ada pada pemerintah daerah. Tapi kini sudah dibatasi, bahkan  formasi  pun sudah diatur.

“Misalnya 10 tenaga  honorer, 2 dikhususkan  untuk Non Papua  dan 8 Orang Asli Papua atau OAP.  Kalau 8 tak dilamar ya itu gugur dan tak bisa dipindahkan ke Non Papua,”  tegasnya.

“Kami   masih membutuhkan  cukup banyak tenaga honorer, terutama  di bidang pendidikan dan kesehatan,” katanya.

Diungkapkannya, pihaknya mengalokasikan dana Rp 12 miliar setahun bersumber dari dana Otsus, untuk membayar honor  guru kontrak  sebanyak 300- an orang.

Sedangkan tenaga kesehatan sebesar Rp 9 miliar sampai Rp 10 miliar setahun, untuk membayar honor  tenaga medis kontrak. Tapi ia  tak menyebut jumlahnya.

Bupati Ham menuturkan, Pemkab Mamteng  kini tengah membangun rumah sakit.  Rumah sakit  ini juga membutuhkan cukup banyak tenaga kesehatan. Hal ini sebagaimana  kondisi yang dihadapi sebagian besar wilayah di Pegunungan dan juga Papua umumnya.

Dikatakannya, jumlah tenaga honorer di bidang pendidikan hampir 300 orang lebih. Sedangkan   untuk tenaga umum hanya  200 orang  yang terserap di 34 Organisasi Pemerintahan Daerah (OPD).

Menurutnya,  pihaknya sebenarnya masih mengalami kekurangan tenaga honorer. Tapi juga tak bisa terima banyak,  karena kemampuan keuangan dari APBD hanya Rp 900 miliar lebih atau belum mencapai Rp 1 triliun.

Karena itu, terangnya, walaupun masih membutuhkan banyak tenaga honorer.  Tapi pihaknya perlu menghemat, karena bidang yang lain pun butuh anggaran.

“Kami butuh  banyak tenaga honorer, tapi  yang mempunyai kemampuan.  Bukan hanya kasih masuk saja terus tak kerja dan tak memberikan kontribusi balik kepada daerah,” ucap dia. (Ani)

Copyright © Semuwaberita.com | Redaksi | Disclaimer | Pedoman Media