Sentani, semuwaberita.com – Dalam rangka mempersiapkan pendidik yang mampu menjawab tantangan zaman, sebanyak 23 guru anggota Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan (PJOK) SMP Kabupaten Jayapura mengikuti kegiatan pelatihan intensif. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PKM) ini berlangsung pada tanggal 1 – 3 September 2025, bertempat di SMP YPPGI Sentani.
Pelatihan yang mengusung tema “Optimalisasi Pembelajaran Berbasis Teknologi untuk Meningkatkan Pembelajaran Kreatif, Inovatif, dan Modern Menuju Generasi Emas Indonesia” ini merupakan program yang didanai oleh Basis Informasi Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (BIMA) Tahun 2025. Program ini berada di bawah naungan Direktorat Riset, Teknologi, dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRTPM), Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, melalui skema Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat (PKM).
Kegiatan ini dirancang bukan hanya sebagai pelatihan satu arah, tetapi sebagai sebuah program berkelanjutan. Rangkaian acara dimulai dengan pretest untuk mengukur pengetahuan awal peserta, dilanjutkan dengan pemaparan materi yang komprehensif, praktik langsung secara intensif, dan diakhiri dengan posttest untuk mengevaluasi peningkatan kompetensi peserta. Fokus utamanya adalah pada praktik pembuatan media pembelajaran digital, yang mencakup pencarian materi, pembuatan konten, hingga penyimpanan dan distribusi materi melalui platform blogger.
Ansar CS, selaku Ketua Tim PKM, dalam sambutannya menekankan pentingnya literasi teknologi bagi guru di era digital.
“Kegiatan ini sangat bermanfaat bagi para guru dalam memudahkan mencari materi pembelajaran, membuat materi pembelajaran, dan membagikannya kepada siswa untuk dipelajari di mana pun dan kapan pun. Materi yang kami ajarkan mencakup pembuatan infografis, pemanfaatan Artificial Intelligence (AI) dalam edukasi, Canva, Wordwall, Kahoot, EPUB, dan Blogger. Harapannya, ini dapat mendorong peningkatan kualitas pembelajaran menuju terwujudnya Generasi Emas Indonesia,” ujar Ansar dengan penuh semangat.
Peserta tidak hanya dibekali teori tetapi langsung terjun melakukan praktik. Mereka diajak untuk mengeksplorasi berbagai tools digital yang dapat membuat proses belajar mengajar PJOK menjadi lebih menarik, interaktif, dan modern. Olahraga, yang sering kali diasosiasikan dengan aktivitas fisik di luar ruangan, kini juga dapat diperkaya dengan konten-konten digital yang kreatif, seperti kuis interaktif Kahoot untuk teori permainan, infografik teknik olahraga yang dibuat dengan Canva, atau modul digital yang dapat diakses melalui blog kelas.
Antusiasme peserta terlihat jelas throughout the pelatihan. Mereka aktif berinteraksi, bertanya, dan saling membantu selama sesi praktik. Seorang perwakilan dari peserta yang juga merupakan Ketua MGMP PJOK Kabupaten Jayapura menyampaikan apresiasi yang tinggi. “Kami semua merasa senang dan sangat mengapresiasi kegiatan ini.
Pelatihan ini sangat bermanfaat untuk kami sebagai seorang guru yang berusaha memberikan pembelajaran yang terbaik, menyenangkan, dan modern kepada para siswa. Dengan kemampuan baru ini, kami berharap dapat lebih menunjang prestasi mereka menuju Generasi Emas Indonesia,” ujar Sumitra.
Yang membedakan program ini dari pelatihan biasa adalah komitmen untuk pendampingan pasca-kegiatan. Para peserta tidak hanya pulang dengan sertifikat, tetapi juga dengan sebuah tugas konkret: menerapkan ilmu yang didapatkan di sekolah masing-masing. Tim PKM berencana untuk melakukan pendampingan lanjutan dan evaluasi ke beberapa sekolah yang menjadi sampel. Hal ini merupakan tolak ukur untuk memastikan bahwa pelatihan ini tidak berhenti di ruangan saja, tetapi benar-benar diimplementasikan dalam proses belajar-mengajar sehari-hari, sehingga dampaknya dapat dirasakan langsung oleh siswa.
Kegiatan PKM BIMA ini diharapkan dapat menjadi trigger bagi guru-guru di Kabupaten Jayapura, khususnya mata pelajaran PJOK, untuk terus berinovasi. Dengan mengadopsi teknologi, pembelajaran tidak lagi terbatas oleh ruang dan waktu. Siswa dapat mengakses materi sebelum atau setelah kelas praktik, sehingga waktu di lapangan dapat digunakan lebih efektif untuk aktivitas fisik dan pengembangan keterampilan motorik.
Melalui kolaborasi antara akademisi (Tim PKM), pemerintah (Kementristek Dikti), dan masyarakat (MGMP PJOK), program ini menjadi contoh nyata bagaimana tri dharma perguruan tinggi dapat menyentuh akar rumput dan memberikan dampak yang berkelanjutan bagi peningkatan kualitas pendidikan Indonesia, khususnya dalam menyambut Generasi Emas 2045.(rudi)